Senin, 02 November 2009

Freeport diserang kelompok bersenjata di Papua, 3 tewas.
Posted in indonesia by nurray on 15/07/2009

Bripda Marson Patipulohi, anggota Polda Papua yang berhasil melarikan diri saat terjadi serangan di dekat pertambangan Freeport McMoRan, Papua, ditemukan tewas tertembak, Senin ( 13/7/2009 ). Dengan demikian jumlah korban tewas akibat serangan kelompok bersenjata menjadi 3 orang.

Jenazah Marson diangkat dari dalam jurang ke arah tambang emas dan tembaga Grasberg. Jenazah itu penuh luka tusukan. Lokasi jenazah berjarak sekitar 20 km dari lokasi mayat Drew Nicholas Grant ( 29 ), warga Australia, yang tewas ditembak Sabtu ( 11/7/2009 ).

Seorang karyawan Freeport lainnya tewas, Minggu ( 12/7/2009 ), menyusul baku tembak dengan kelompok bersenjata. Marson berhasil melarikan diri dari baku tembak. Belakangan, dinyatakan diculik.

“Saya melihat luka2 di bagian lehernya,” kata polisi. Kadiv Humas Polri, Nanan Soekarna mengatakan, Marson berusaha menyelamatkan diri dari serangan bersenjata kelompok tak dikenal ke arah kendaraan polisi. Namun, ia jatuh ke jurang. Tak ada luka akibat senjata tajam atau bekas tembak di tubuhnya. Keterangan itu bertolak belakang dengan informasi dari polisi Papua.

Kepolisian RI telah melakukan penyelidikan atas kasus serangan dan penembakan kelompok pengacau di Timika, serta mengirimkan satuan polisi elite kontra teroris untuk mengamankan kawasan pertambangan itu menyusul terjadinya sejumlah aksi serangan.
Kompleks Freeport di Timika, Papua. Perusahaan pertambangan emas & tembaga milik zionis, yang menyedot kekayaan alam Indonesia, yang semestinya digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, utamanya penduduk provinsi Papua, seperti diamanatkan pasal 33 UUD'45.

Kompleks Freeport di Timika, Papua. Perusahaan pertambangan emas & tembaga milik zionis, yang menyedot kekayaan alam Indonesia, yang semestinya digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, utamanya penduduk provinsi Papua, seperti diamanatkan pasal 33 UUD'45.

Sejauh ini, serangan diduga dilakukan pengikut pemimpin separatis Gerakan Papua Merdeka yang dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 2006. Kepolisian RI bekerja sama dengan FBI ( Federal Bureau of Investigation ) melakukan penyelidikan atas kasus tsb.

Polisi mengatakan, senjata yang digunakan untuk menyerang adalah senapan laras panjang. Kelompok separatis Papua menyatakan tidak bertanggungjawab atas penembakan terhadap warga negara Australia itu. Polisi masih terus mengejar kelompok bersenjata itu. Namun, cuaca yang cepat berubah dan topografi provinsi Papua yang berbukit terjal serta hutan lebat menghambat pihak keamanan mengejar para pelaku.

“Kita mengakui, sangat sulit mengejar kelompok bersenjata yang telah masuk ke dalam hutan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua Ajun Komisaris Besar Nurhabri pada wartawan di Jayapura. ( AFP/Ant/ PR, 14/7/2009 )

Komen Nurray :

Prabowo Subianto pernah bilang, kekayaan Indonesia bocor ke luar negeri sedikitnya 100 trilyun pertahun. Selama 12 tahun, sudah 2400 trilyun harta bangsa ini dikeduk/ digali orang asing ( Freeport, Grasberg, Shell, dll/ perusahaan zionis ). Kwik Kian Gie mengatakan, Arifin Panigoro diijinkan mengeduk kekayaan alam ( industri hulu ) yang mestinya dikuasai negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, sesuai pasal 33 UUD’45.

Menurut Kwik, swasta mestinya hanya diperbolehkan di industri hilir atau yang memberi nilai tambah. Dilarang menyentuh usaha pertambangan. Tapi itu tidak dilakukan ( jaman mbah Harto dulu, terjadi kongkalingkong dengan pejabat sehingga kontrak puluhan tahun yang sudah kadung ditandatangani dengan pihak asing itu sangat merugikan bangsa kita ), sehingga 100 juta rakyat Indonesia hidup miskin. Ada yang begitu miskinnya, sehingga cukup puas dengan raskin dan kuah sayur selama bertahun-tahun hidupnya. Bahkan ada seorang ayah yang terpaksa menyumpal perutnya dengan tanah, demi anak istrinya bisa makan nasi. Memprihatinkan.

Selama menjadi menko ekonomi, menteri Bappenas, menkeu, Kwik mengaku tak pernah diijinkan melihat hitung2annya APBN. Setiap ia vokal, ia dikucilkan DPR. Tahu2 ia harus menyetujui hasilnya pas getok palu. Menteri yang lemah akan disuap. Menteri yang kuat akan berani gebrak2 meja, mereka pasti ikut.

Kwik bilang angka pertumbuhan 4,3 dari PDB ( Produk Domestik Bruto ) termasuk hasil asing seperti usaha Freeport itu. Bukan PNB ( Produk Nasional Bruto ). Jadi, tak begitu berkaitan dengan kesejahteraan rakyat Indonesia, karena angka besarnya bagian orang2 asing yang bertebaran mengeduk kekayaan alam negeri ini. Lalu Pande Raja Silalahi berkilah, penyebutan 4,3 ini untuk dignity bangsa.

Adu argumentasi antara kedua pakar ekonomi ini begitu nikmat untuk disimak, melebihi debat capres – cawapres lalu. Seru ! Keduanya ingin berbuat yang terbaik untuk bangsa dengan kompetensi dan pengalaman masing2, juga sudut pandang/ posisinya saat ini ( Pande di dalam pemerintahan/ dewan penasehat SBY, Kwik di luar pemerintahan/ litbang PDIP ). Mereka ‘bertarung’ di Economic Chalenge – Metro TV pekan lalu. Meski saling serang, mereka tetap dalam koridor akademis/ ilmiah dan kesopanan. Usai perdebatan, mereka saling tepuk bahu, senyum ( juga mengagumi ). Tontonan menarik.

Kembali soal serangan kelompok bersenjata di Papua, saya teringat para mujahidin Afganistan menyabot logistik pasukan AS yang mengintervensi negaranya ( demi opium/ minyak ). Mungkinkah pejuang Papua terilhami, untuk mempertahankan kekayaan alam kampung halamannya dari jarahan imperalis modern ? Mengingat begitu sedikitnya tetesan rejeki yang sampai ke tangan warga Papua sendiri. Pewaris sah kekayaan alam tsb. Bandingkan pula dengan kerusakan lingkungan yang teramat parah yang ditinggalkan para penyedot sumber daya alam tsb, yang entah berapa ratus abad baru bisa pulih.

Tak bisakah kita menasionalisasi tambang2 itu seperti yang diamanatkan pasal 33 UUD’45 ? Milik rakyat dan digunakan untuk kemakmuran rakyat, bukan bangsa asing. Hingga kita tidak harus terbelit hutang luar negeri, yang ujung2nya kita dikendalikan bangsa asing. Tidak bisakah kita seperti Rusia, menjadi 4 negara terkaya di dunia ( disamping Cina, Jepang, Australia ) setelah menasionalisasi beberapa perusahaan vital semacam minyak bumi. Seorang Vladimir Putin bisa melakukan, akankah SBY bisa ? Dukungan 60 % lebih suara rakyat, cukup menyakinkan sebagai modal awal. Sehingga pejuang Papua tak perlu melakukan sendiri, dengan caranya sendiri, yang membahayakan dirinya, juga NKRI. Can we ?

17 warga Papua ditangkap di provinsi miskin dengan emas melimpah.

Polisi menahan 17 tersangka serangan mematikan di penambangan emas terbesar di dunia, PT. Freeport Indonesia, Selasa, ( 21/7/2009 ). Menurut kepala kepolisian daerah Papua, Irjen Bagus Ekodanto, para tersangka di tangkap Senin ( 20/7/2009 ) di sejumlah lokasi berbeda, beberapa kilometer dari kompleks penambangan Grasberg, yang dioperasikan konglomerat Amerika Serikat ( AS ), Freeport McMoran Copper & Gold, Inc.

Kepolisian juga menyita amunisi, meski belum jelas apakah peluru2 yang ditemukan sama dengan yang digunakan dalam serangan yang menewaskan seorang warga Australia berusia 29 tahun ( Drew Nicolas Grant ), seorang petugas keamanan ( Markus Rante Allo ), keduanya karyawan PT.Freeport, dan seorang polisi anggota Propam Polda Papua ( Bripda Marsom Patipelohi ). Sedikitnya 12 orang terluka, sebagian besar polisi, dalam serangan selama 5 hari sejak 11 Juli di sekitar jalan, antara pertambangan dengan kota Timika.

“Kami masih menginvestigasi para tersangka secara intensif untuk menentukan peranan mereka dalam 3 insiden penembakan fatal,”kata Ekodanto. Ia menolak memberi identitas para tersangka atau memberi informasi lebih lanjut. Hingga saat ini belum jelas siapa dalang di balik penyerangan tersebut.

PT.Freeport telah menjadi target beberapa serangan, seperti bom di jalan dan blokade, sejak mulai berproduksi tahun 1970-an masa presiden Soeharto, yang didukung AS.

“Kami senang karena tampaknya ada kemajuan yang telah dibuat untuk mulai mengindentifikasi para pelaku. Kami akan melanjutkan kerjasama dengan polisi dan lembaga pemerintah untuk menjamin keamanan operasi kami,” ungkap pihak perusahaan.

Sejak 4 dekade lalu, Papua menjadi markas para pemberontak berlevel rendah untuk menentang pemerintah. Kelompok Organisasi Papua Merdeka ( OPM ) yang melihat Freeport sebagai simbol kekuasaan asing, disalahkan pihak pemerintah atas serangan2 yang terjadi.

Sebagian pengamat meyakini penembakan tersebut adalah dampak persaingan polisi dan militer terkait multijutaan dolar penambangan emas ilegal atau perlindungan bisnis kepada penambang. Pengamat lain menuduh kelompok criminal yang melakukan. Juru bicara militer, Sagom Tamboen mengatakan, tidak ada anggota militer di antara 17 tersangka yang ditahan pihak kepolisian.

Penembakan kali ini merupakan serangan terparah di PT.Freeport sejak terbunuhnya 3 guru, 2 di antaranya warga Amerika, pada Agustus 2002. Serangan itu menyulut berbagai protes dari pihak lokal yang merasa tak mendapat keuntungan dari eksploitasi sumber daya alam Papua.

PT.Freeport mempekerjakan sekitar 20 ribu orang di Papua, di mana perusahaan tsb mengambil milyaran dolar keuntungan emas dan tembaga di Papua, serta masih memiliki beberapa sumber besar lain di dunia. Freeport, salah satu pembayar pajak terbesar bagi pemerintah Indonesia, yang memegang saham minoritas. Papua, hari ini, provinsi pegunungan yang miskin, 3.400 km di timur ibukota negeri ini, Jakarta. ( AP/PR, 22/7/2009 ) Ironis ?

Tidak ada komentar: